Friday, April 12, 2013

Turis Eropa Mulai Bosan Berwisata Sejarah di Yogyakarta





YOGYAKARTA - Tren liburan terus bergulir, begitu pula dengan wisatawan Eropa yang datang ke Yogyakarta. Kini, mereka lebih mencari desa wisata dibandingkan destinasi wisata budaya dan sejarah.

Selama ini, mayoritas wisatawan Eropa yang berlibur ke Yogyakarta tertarik dengan kebudayaan Kota Gudeg yang kental serta banyaknya jejak sejarah penjajahan. Misalnya, Keraton Yogyakarta ataupun Candi Borobudur, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia.

Namun, kini tren wisatawan Eropa ke Yogyakarta sudah banyak berubah. Mereka mulai bosan dengan wisata sejarah, dan lebih banyak mencari desa-desa wisata untuk mempelajari kehidupan masyarakat lokal.

“Turis Eropa yang banyak datang itu sekarang nyari yang bersifat lokal, suasana pedesaan, mereka ingin tahu aktivitas masyarakat kita. Misalnya, bagaimana membajak sawah, memelihara ikan, angon bebek,” kata Tazbir, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, kepada Okezone di kantornya, belum lama ini.

“Walaupun mereka juga tertarik melihat seni budaya dan sejarah, kini sudah ada puluhan desa wisata untuk menampung wisatawan yang tertarik dengan kehidupan lokal,” lanjutnya.

Tazbir menyebutkan Desa Tembi di Bantul, yang menjadi desa wisata percontohan nasional. Ada pula Desa Wisata Genting Sari di Sleman. Masing-masing desa wisata menawarkan suasana berbeda; Genting Sari dengan panorama Gunung Merapi, Desa Wisata Kebon Agung di Bantul dengan pemandangan sawah, serta Kampung Wisata Dipowinata yang berada di tengah kota.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tidak tinggal diam melihat fenomena ketenaran desa wisata. Sebuah paguyuban pun dibentuk untuk mengetahui perkembangan setiap desa wisata.

“Kami pun melihat perkembangannya, kami juga tetapkan standar, seperti bagaimana desa wisata yang baik itu harus ada potensi alamnya, budayanya, ada aktivitas yang masih hidup di dalamnya. Mereka juga harus tahu bagaimana menerima tamu. Jadi kita juga beri pembekalan, pembinaan,” tutupnya.

0 comments:

Post a Comment